Rasanya belum lama kita bercengkrama
belum lama aku melihat mu tertawa
belum lama aku mendengarkan nasihtamu
belum lama kita masih bersama
dan saat itu, aku melihatmu terbaring lemah di rumah sakit
menahan rasa sakit yang bahkan aku tidak dapat merasakannya
aku masih ingat, kau selalu tegar menahannya
aku memaksa mu untuk makan, dan akhirnya aku berhasil
3 sendok nasi yang aku ingat saat itu sudah masuk mulutmu
aku mencoba untuk menyuapimu lagi
tapi rasanya mulutmu terlalu pahit hingga kau terus menolak
Kemarin, tiba2 seseorang meneleponku
saat aku baru saja mengumpulkan nyawa
aku mengangkatnya, suara seorang wanita paruh baya
Dia berbicara, namun tidak terlalu jelas
mungkin karena suara dan air matanya keluar berbarengan
Aku sedikit kaget, aku berusaha tenang
dia menyuruhku pulang
aku bertanya, dimana orangtuaku?
namun, rasanya wanita itu sudah cukup letih untuk memberikanku kabar
akhirnya akupun bergegas menuju Jakarta
Saat itu, aku tau berita buruk sedang menghampiriku
Semua pikiranku dipenuhi oleh keadaanmu
Aku datang untuk menemuimu
Aku datang untuk melihatmu
Aku datang dan berharap kesembuhan menghampirimu
Namun, saat aku duduk di bus tetap dengan pikiran yang entah kemana
seorang kerabat memberiku kabar, saat itu aku sangat takut untuk membacanya
otakku dipenuhi pikiran negatif
akhirnya orang itu meneleponku, mulai menceritakan secara perlahan apa yang terjadi
kabar yang sama sekali tidak ingin aku dengar walau hanya satu huruf saja
tetapi ternyata rasa penasaranku bergemuruh dikepalaku, hingga aku pun mulai untuk menanyai kebenarannya
Kabar buruk itupun hinggap di telingaku
kau sudah tiada
kau sudah pergi untuk selamanya
kau telah meninggalkanku
disaat aku pulang untukmu
ingin melihatmu tersenyum kembali
aku ingin melihatmu terbebas dari penyakit yang telah menyiksamu selama ini
aku masih ingin mendengarkan nasihatmu
Sudahlah, rasanya percuma semua keinginanku sirna saat itu
tak ku hiraukan orang disekitarku yang mungkin saat itu mereka bertanya-tanya apa yang terjadi
aku menangis sebisaku, aku menangis dan terus menangis
Aku terlalu kalut dengan kabar itu
aku masih belum siap, aku masih berharap itu hanya mimpi atau setidaknya kabar yang didapat orang itu salah
Aku berusaha menelepon ayahku untuk menanyakan kebenaran kabar tersebut, namun tidak ada jawaban
Orangtuaku sama sekali tidak memberitahukan kabar itu, mereka terlalu takut anaknya ini belum kuat mendengarnya
mereka terlalu sayang untuk membuat ku menangis
Ketika aku sampai, rumah itu telah dipenuhi banyak orang
aku merasa mereka mulai menyadari kedatanganku
Akuuuuuuu.......................aku gatau apa yang saat itu aku pikirkan
sampai akhirnya ayahku datang untuk memelukku dan akupun menangis sekuat2nya
aku ngga sanggup, aku ngga kuat, aku belom siap, dan sampai detik ini aku masih belom bisa menerima
Semua orang disana menyuruhku sabar, menyuruhku tenang, menyuruhku untuk ikhlas
Aku ngga sanggup
Ya Allah, kenapa begitu cepat....'
Salah satu om ku mencium kepalaku, dia menenangkanku
namun dia pun menangis, dia berusaha menipu dirinya sendiri
aku yakin dia juga sama sepertiku
masih belum bisa merelakan kepergianmu
aku menghampiri jenazah kakeku yang terbaring kaku
Aku menangis histeris
semua orang yang berada disana memperhatikan segala gerak-geriku
Jenazah itu ditutupi kain
menunggu ku untuk siap melihat wajah mu yang terakhir kali
Akhirnya, kain itupun dibuka
Aku melihat wajahmu, kamu tersenyum, gigimu pun kelihatan
Aura wajahmu terpancar...... akupun masih tidak bisa berhenti menangis
Aku ingin menciumu untuk terakhir kali tapi maaf air mata ini terus mengalir hingga akhirnya aku tidak sanggup menciumu saat itu
Ayahku masih menopangku, dia menasihatiku untuk mengikhlaskanmu dan selalu mendoakanmu
Salah satu om ku yang lain memberitahukanku bahwa ternyata beberapa hari lalu dia berbohong
dia berbohong kepadaku tentang keadaanmu
aku ingat dia bilang bahwa keadaanmu sudah membaik, sudah melewati masa kritis
sms nya pun masih kusimpan
Aku bahagia, aku senang, namun kenapa sekarang malah kabar seperti ini yang aku dapat
Dia berbohong, aku kesal, aku marah, aku teriak dan aku benci
Namun, akhirnya aku mengerti
dia hanya tidak ingin menggangu pikiranku yang memang lagi sibuk memikirkan Ujian Akhir Semester
Baru sehari setelah aku selesai ujian, kamu langsung pergi meningglkanku
Apa memang kamu ingin menunggu ku? agar aku dapat datang melihatmu untuk terakhir kali?
Kalau memang iya, aku sangat berterima kasih. Namun ini terlalu cepat. Terlalu cepat untukku melepaskanmu untuk selamanya.
Masih selalu kuingat kata2 mu, bahkan sekarang aku tak sanggup untuk mengingatnya kembali
hal itu hanya akan menyiksaku
Terbelenggu semua kenangan bersamamu
Hari itu, Jumat 15 Juni 2012 saat bulan Rajab
Akhirnya kamu pergi meninggalkan dunia yang fana ini
Kamu pergi ketempat peristirahatanmu yang terakhir
Aku melihat jenazahmu masuk ke liang kubur
aku menaburkan bunga diatas kuburanmu
Di umur mu yang ke 60 tahun, kau di panggil sama Yang Maha Kuasa
Aku sangat menyanyangimu, tapi ayahku bilang kalau Allah lebih sayang sama papa
Kamu diminta untuk mempertanggungjawabkan semuanya dihadapan Sang Maha Pencipta
Kamu orang baik pah, Allah pun tahu
Sosok yang bijaksana
Sosok yang disegani
Sosok yang tegar
Sosok pemimpin, sosok suami, sosok bapak, sosok kakek yang tidak bisa digantikan
Sosok yang......entahlah terlalu banyak kebaikanmu hingga aku sulit untuk menyebutkannya satu persatu
Saat kau pergi pun, banyak orang yang menangisimu
Kami disini semua berusaha ikhlas, merelakan kepergianmu
Walaupun masih seperti mimpi, masih terlalu banyak kenangan yang tak terlupakan
Maih terlihat jelas wajahmu, senyummu, gerak-gerikmu, semuanya.
semua tentangmu masih begitu nyata terlintas di otakku
Bahkan sampai detik ini aku tidak percaya kau sudah tiada
All those memories about you can't be replaced
Kami semua menyayangimuSelamat jalan papa :") suatu saat kita akan bertemu lagi di surga :")
Kami akan merindukanmuPapa tenang ya disana, kami ikhlasAllah sayang sama papa :)))
No comments:
Post a Comment