Thursday, February 7, 2013

Sajak Lautan dan Si Akuarium Kecil


Satu lagi sahabat terbaikku memohon padaku,
Untuk dibuatkan syair pemanja hati,sangat berharap ditimang oleh rangkaian kata-kataku..




Selamat malam wahai pria beruntung yang jauh disana,
Anggap saja aku kekasihmu,
Yang diwakili oleh penulis amatir dengan metafora terburuknya..
Ya!paling tidak sementara aku bisa merasakan apa arti dimiliki..
Hahaha
Terlalu lama aku tak jamah kata itu..




Sebelum kau baca sajak tak berima ini,
Ada baik nya kau kenang dulu bagaimana kau memulai cerita dengan dirinya,dan disini kau konotasikan sebagai aku!
Baik!jadi seperti ini aturan mainnya..
Coba tanamkan pada imajinasi mu,
Setiap kata “Aku” dalam bait ini,wajib kau bayangkan dia,
Tingkah lucu nya,kebaikannya..
Nah!kasat mata aku lihat senyum simpul mu itu..


Sudah siap bermain?
Tentu ada satu lagi yang harus kau siapkan,
Putar dulu kaset kenangan masalalu mu dengan aku..
Ingat! “Aku”
Baiklah,kita mulai saja..


Kepada,lelakiku…
Sudahkah cukup kau kenal diriku?
Dengan segala keterbatasanku?
Kalaupun belum cukup,semesta masih berbaik hati mengizinkan kita menyelami satu sama lain..
Apa dia menciptakan lautan hatimu hanya untuk ku selami?
Jawabannya tidak..
Laut mu terlalu biru..
Bila senja datang,air mu berubah menjadi keemasan..
Tentu menggoda para makhluk berbikini untuk sekedar merasakan percikan air tenangmu itu..
Aku sangat tau,kau tetap lah lautan..
Dengan air menggenang tenang..
Pun tak desirkan ombak saat ada yang datang hanya sekedar menggoda pesona mu..


Hey!kau ingat tidak?
Di awal ada bait “Kita saling menyelami”
Berarti aku pun lautan..
Bukan!
Aku bukan lautan sepertimu..
Aku tak lebih dari aquarium kecil yang kosong dengan air yang sedikit keruh..
Dan ditemani ikan ikan kecil pengisi hari-hariku..


Entah siapa yang meletakkan bagian karang mu didalamnya..
Cukup cantik,bila aku melihat pantulan cermin tepat didepan diriku diletakan..
Aku senang,
Air ku tak lagi keruh,
Mungkin sang empunya lebih menghendaki juga aku dan bagianmu lebih indah dipandang orang banyak..


Baru beberapa lama karangmu berdiri kokoh,
Ternyata ada sebagian ikan yang jengkel padamu..
Katanya kau terlalu sempit untuk berada disini,
Bersamaku..


Aku tau..
Sekeras apapun ikan itu berteriak tidak nyaman akan dirimu dan aku ,
Jika pemilik kita tak menghendakin kita terpisah,semuanya akan sia-sia..

Lelakiku,
Apa kau cukup cerdas mencerna semua metafora ku ini?


Hanya satu yang ingin aku sampai kan ,
Kepadanya,
Penulis tak berbayar,hanya untuk kesenangan hati..
Dia tau,
Karena kami sesama wanita tak sempurna..

Dengan tidak merendahkan harga diriku,
Terimakasih kau sudah mencintaku,
Mengisi kecilnya duniaku..
Tentu aku harap kau tak akan berubah,
Teruslah seperti lautan tadi..
Walaupun hanya secuil kau masuk dalam dunia kecilku..
Besar arti bagi kelangsungan nafas ku,
Jangan terlalu sibuk mendesirkan ombak kecil untuk sekedar membersihkan bibir pantai mu..
Aku berharap suatu hari nanti kau keluarkan ombak besar yang membawa aku si akuarium kecil untuk terhanyut dilautan lepasmu,tak bermuara..

Salam senja,

“Aku”

-my old friend-

No comments:

Post a Comment